Kamis, 30 Juni 2016

Tokoh Nasional Moh. Hatta


 
Biografi
Dr. Drs. H. Mohammad Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – wafat 14 Maret 1980 dalam umur 77 tahun di Jakarta. Bung Hatta lahir dari keluarga Ulama Minangkabau, Sumatera Barat. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam  Bung Hatta pergi ke Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Belanda, beliau kemudian tinggal selama 11 tahun di Belanda. Sejak tahun 1916, Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karier sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Sosok Bung Hatta telah menjadi begitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang begitu merakyat.

Mohammad Hatta atau di kenal dengan Bung Hatta Menikah dengan Ibu Rahmi Pada tanggal 18 November 1945, setelah 3 bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sebelumnya beliau pernah berjanji tidak akan menikah sebelum Indonesia Merdeka. Namun janji tersebut berhasil beliau tepati. Beliau Menikah pada usia 43 tahun dan ibu Rahmi berusia 19 tahun, dengan Mas Kawin yaitu sebuah buku yang berjudul “Alam Pikiran Yunani”, hasil karya beliau sendiri. Dan mereka di karunia 3 orang anak Perempuan yang di beri nama Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta. Dan Halida Nuriah Hatta.

Mohammad Hatta adalah sosok yang tentu saja sangat feomenal dalam sejarah bangsa ini. Drs. H. Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Selain sebagai salah atu proklamator kemerdekaan negara ini, dia juga terkenal sebagai pribadi yang intelektual, jujur, sederhana dan menampakkan komitmennya yang tinggi akan kemerdekaan bangsa ini dan penegakan nilai-nilai demokrasi dan ekonomi politik yang sangat briliant hingga saat ini. Dan di sebut juga sebagai bapak koperasi.

Hasil Karya Moh. Hatta
Buku merupakan salah satu karya yang di ciptakan oleh beliau, bagi Wakil Presiden pertama Indonesia ini ibarat harta karun yang tak ternilai harganya. Kecintaannya terhadap buku menunjukan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, dan sungguh ia tunjukan denga sikap nyata. Hatta menyukai buku sejak usia muda, 17 tahun dimana dia mulai mengoleksi buku-buku.  Pada saat berkualiha di negeri Belanda, koleksi bukunya semakin bertambah. Hingga pada saat pulang ke Indonesia, total semua koleksi bukunya mencapai 16 peti. Buku yang berjumlah 16 peti dibawa kemanapun ia pergi, mulai dari pengasingan di Boven Digul, Banda Neira, hingga Bangka dan kembali ke ibukota. Adapun buku-buku yang beliau karang sendiri di antaranya :
Books by Mohammad Hatta :
1.      Buku 1-Kebangsaan & Kerakyatan
2.      Buku 2-Kemerdekaan & Demokrasi
3.      Buku 3-Perdamaian Dunia & Keadilan social
4.      Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi
5.      Bukittinggi-Rotterdam lewat Betawi (Untuk Ngeriku, #1)
6.      Alam Pikiran Yunani
7.      Berjuan & di Buang (Untuk Negeriku, #2)
8.      Menuju Gerbang Kemerdekaan (Untuk Ngeriku, #3)
9.      Demokrasi Kita-Idealisme dan Realitas serta Unsur yang memperkuatnya
10.  Memoir
11.  Demokrasi kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan
12.  Pengantar ke jalan dan Ilmu Pengetahuan
13.  Pengantar ke jalan Ekonomi Sosiologi
14.  Pengertian Pancasila
15.  Sekitar Proklamasi
16.  Bung Hatta’s Answers: Interviews Dr. Mohammad Hatta with Dr. Z. Yasni
17.  Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia
18.  Kumpulan Pidato III
19.  Surat Menyurat Hatta dan Anak Agung
20.  Kumpulan Pidato I
21.  Mendayung antara Dua Karang
22.  Ilmu dan Agama
23.  Kedaulatan Rakyat, Otonomi dan Demokrasi
24.  Membangun Ekonomi Indonesia: Kumpulan Pidato Ilmiah
25.  Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1926-1977)
26.  Ekonomi Terpimpin
27.  Portrait of a Patriot: Selected Writings
28.  Menuju Negara Hukum
29.   Biografi Politik
30.  Hati Nurani Bangsa
31.  Islam, Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian
32.  The Co-operative Movement in Indonesia
33.  Kumpulan Pidato II
34.  Penunjuk bagi Rakyat dalam Hal Ekonomi: Teori dan Praktek
35.  Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia.
Kelebihan :
1.      Mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi
2.      Suka menolong orang yang sedang berkesusahan
3.      Sangat Sederhana
4.      Jujur dan Amanah
Kelemahan :
1.    Kurang dalam berpolitik
2.    Tidak mengikuti perkembangan zaman.

Kesimpulan
Membicarakan Bung Hatta tidak akan pernah habis untuk beberapa dekade, dan mungkin beberapa abad yang akan datang karena sangat kaya akan visi, gagasan, dan contoh-contoh konkret yang dialami oleh banyak orang. Dalam pribadinya nilai-nilai baik yang positif dari timur dan barat telah menyatu dalam format yang hampir sempurna..
Bung Hatta sampai akhir hayatnya merupakan tokoh yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya, bahwa sikap dan tingkap laku Bung Hatta kelihatan sebagai pantulan langsung dari apa-apa yang sebenarnya menjadi buah pikirannya. Atau bisa dikatakan bahwa sikap dan tingkah laku Bung Hattta yang terlihat sebenarnya merupakan personifikasi dari pemikiran-pemikirannya.
Di samping berbagai julukan yang dimengerti melalui sikap dan tingkah laku yang diberikan kepada Bung Hatta dari seorang pahlawan Proklamator, Bapak Koperasi, negarawan, demokrat sejati, cendekiawan, atau satu lagi yang tidak bisa dilupakan, bahwa Bung Hatta adalah sebagai guru bangsa,s ebagai pendidik negeri yang sejati, dalam politik, ekonomi, dan moral.
Kecintaannya pada rakyat yang diperjuangkannya dibuktikan sampai akhir hayatnya, dengan wasiatnya yang terakhir bahwa bila dipanggil oleh Yang Maha Kuasa ia ingin dikuburkan di tengah-tengah rakyat, yaitu di Tanah Kusir yang merupakan tempat peristirahatan terakhir Bung Hatta. Kepergiannya merupakan duka yang amat mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.

Referensi :
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar