Biografi
Dr. Drs. H.
Mohammad Hatta, lahir di Bukittinggi,
Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 – wafat 14 Maret 1980 dalam umur 77 tahun di Jakarta. Bung Hatta lahir dari keluarga Ulama
Minangkabau, Sumatera Barat. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk
belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam Bung Hatta pergi ke Belanda untuk belajar
ilmu perdagangan/bisnis di Belanda, beliau kemudian
tinggal selama 11 tahun di Belanda. Sejak tahun 1916, Saat berusia 15 tahun,
Hatta merintis karier sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong
Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Sosok Bung Hatta telah menjadi begitu dekat
dengan hati rakyat Indonesia karena perjuangan dan sifatnya yang begitu
merakyat.
Mohammad Hatta
atau di kenal dengan Bung Hatta Menikah dengan Ibu Rahmi Pada tanggal 18
November 1945, setelah 3 bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebelumnya beliau pernah berjanji tidak akan menikah sebelum Indonesia Merdeka.
Namun janji tersebut berhasil beliau tepati. Beliau Menikah pada usia 43 tahun
dan ibu Rahmi berusia 19 tahun, dengan Mas Kawin yaitu sebuah buku yang
berjudul “Alam Pikiran Yunani”, hasil karya beliau sendiri. Dan mereka di
karunia 3 orang anak Perempuan yang di beri nama Meutia Farida Hatta, Gemala
Rabi’ah Hatta. Dan Halida Nuriah Hatta.
Mohammad Hatta
adalah sosok yang tentu saja sangat feomenal dalam sejarah bangsa ini. Drs. H. Mohammad
Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Selain sebagai salah atu
proklamator kemerdekaan negara ini, dia juga terkenal sebagai pribadi yang
intelektual, jujur, sederhana dan menampakkan komitmennya yang tinggi akan
kemerdekaan bangsa ini dan penegakan nilai-nilai demokrasi dan ekonomi politik
yang sangat briliant hingga saat ini. Dan di sebut juga sebagai bapak koperasi.
Hasil Karya Moh. Hatta
Buku merupakan salah satu karya yang di ciptakan oleh beliau,
bagi Wakil Presiden pertama Indonesia ini ibarat harta karun yang tak ternilai
harganya. Kecintaannya terhadap buku menunjukan kecintaannya terhadap ilmu
pengetahuan, dan sungguh ia tunjukan denga sikap nyata. Hatta menyukai buku sejak
usia muda, 17 tahun dimana dia mulai mengoleksi buku-buku. Pada saat
berkualiha di negeri Belanda, koleksi bukunya semakin bertambah. Hingga pada
saat pulang ke Indonesia, total semua koleksi bukunya mencapai 16 peti. Buku
yang berjumlah 16 peti dibawa kemanapun ia pergi, mulai dari pengasingan di
Boven Digul, Banda Neira, hingga Bangka dan kembali ke ibukota. Adapun
buku-buku yang beliau karang sendiri di antaranya :
Books by Mohammad Hatta :
1.
Buku
1-Kebangsaan & Kerakyatan
2.
Buku
2-Kemerdekaan & Demokrasi
3.
Buku
3-Perdamaian Dunia & Keadilan social
4.
Untuk
Negeriku: Sebuah Otobiografi
5.
Bukittinggi-Rotterdam
lewat Betawi (Untuk Ngeriku, #1)
6.
Alam
Pikiran Yunani
7.
Berjuan
& di Buang (Untuk Negeriku, #2)
8.
Menuju
Gerbang Kemerdekaan (Untuk Ngeriku, #3)
9.
Demokrasi
Kita-Idealisme dan Realitas serta Unsur yang memperkuatnya
10. Memoir
11. Demokrasi kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa
Depan
12. Pengantar ke jalan dan Ilmu Pengetahuan
13. Pengantar ke jalan Ekonomi Sosiologi
14. Pengertian Pancasila
15. Sekitar Proklamasi
16. Bung Hatta’s Answers: Interviews Dr. Mohammad
Hatta with Dr. Z. Yasni
17. Persoalan Ekonomi Sosialis Indonesia
18. Kumpulan Pidato III
19. Surat Menyurat Hatta dan Anak Agung
20. Kumpulan Pidato I
21. Mendayung antara Dua Karang
22. Ilmu dan Agama
23. Kedaulatan Rakyat, Otonomi dan Demokrasi
24. Membangun Ekonomi Indonesia: Kumpulan Pidato
Ilmiah
25. Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi
(1926-1977)
26. Ekonomi Terpimpin
27. Portrait of a Patriot: Selected Writings
28. Menuju Negara Hukum
29. Biografi Politik
30. Hati Nurani Bangsa
31. Islam, Masyarakat Demokrasi dan Perdamaian
32. The Co-operative Movement in Indonesia
33. Kumpulan Pidato II
34. Penunjuk bagi Rakyat dalam Hal Ekonomi: Teori
dan Praktek
35. Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia.
Kelebihan
:
1.
Mempunyai rasa tanggung jawab
dan disiplin yang tinggi
2.
Suka menolong orang yang
sedang berkesusahan
3.
Sangat Sederhana
4.
Jujur dan Amanah
Kelemahan
:
1.
Kurang dalam berpolitik
2.
Tidak mengikuti perkembangan
zaman.
Kesimpulan
Membicarakan Bung Hatta tidak akan pernah
habis untuk beberapa dekade, dan mungkin beberapa abad yang akan datang karena
sangat kaya akan visi, gagasan, dan contoh-contoh konkret yang dialami oleh
banyak orang. Dalam pribadinya nilai-nilai baik yang positif dari timur dan
barat telah menyatu dalam format yang hampir sempurna..
Bung Hatta sampai akhir hayatnya merupakan
tokoh yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya, bahwa sikap dan tingkap
laku Bung Hatta kelihatan sebagai pantulan langsung dari apa-apa yang
sebenarnya menjadi buah pikirannya. Atau bisa dikatakan bahwa sikap dan tingkah
laku Bung Hattta yang terlihat sebenarnya merupakan personifikasi dari
pemikiran-pemikirannya.
Di samping berbagai julukan yang dimengerti
melalui sikap dan tingkah laku yang diberikan kepada Bung Hatta dari seorang
pahlawan Proklamator, Bapak Koperasi, negarawan, demokrat sejati, cendekiawan,
atau satu lagi yang tidak bisa dilupakan, bahwa Bung Hatta adalah sebagai guru
bangsa,s ebagai pendidik negeri yang sejati, dalam politik, ekonomi, dan moral.
Kecintaannya pada rakyat yang
diperjuangkannya dibuktikan sampai akhir hayatnya, dengan wasiatnya yang
terakhir bahwa bila dipanggil oleh Yang Maha Kuasa ia ingin dikuburkan di
tengah-tengah rakyat, yaitu di Tanah Kusir yang merupakan tempat peristirahatan
terakhir Bung Hatta. Kepergiannya merupakan duka yang amat mendalam bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar